Minggu, 18 Oktober 2020

Penyebab Tarikan Motor Matic Terasa Ngeden dan Berat (Perbaikan Pada CVT Yamaha Mio Sporty/Mio Smile)

Kali ini saya mendapat cerita dari teman saya bahwa Yamaha Mio Sporty miliknya ada masalah, yaitu saat akselerasi terasa berat dan seperti ada gejala slip. Mesin sudah meraung sangat tinggi tapi kecepatan tidak nambah dan segitu-gitu saja. Ia mengalami kesusahan saat ingin menyalip kendaraan di depannya dan saat melewati tanjakan, performa motor benar-benar menurun dan hilang tenaga. Dari mendengar cerita teman saya itu akhirnya saya menyuruh teman saya untuk datang ke rumah, maksudnya biar saya bisa merasakan langsung dari keluhan teman saya terhadap Mio kesayangannya. 

Sabtu pagi teman saya datang ke rumah, langsung saja saya pinjam motornya untuk pembuktian. Benar saja, setelah saya pakai motor mio tersebut sangat berat saat berakselerasi, untuk mencapai kecepatan 60 km/jam saja sangat kesusahan. Tuas gas harus diputar maksimal sampai mesin meraung tinggi baru motor tersebut bisa ngebut, akhirnya efeknya ke konsumsi bahan bakar jadi lebih boros.

Pertama saya mengira ada masalah pada karburator Mio Sporty ini, saya periksa bagian karbunya seperti vakum, pilot jet, main jet, dan sebagainya baik-baik saja. Dibagian filter udara dan busi pun juga masih oke. Lalu saya beranjak ke bagian CVT, dan disinilah ketemu permasalahannya. 

Saat bak CVT dilepas, saya melihat dibagian pulley belakang atau secondary pulley yang disitu tempat bertemunya mangkok ganda dengan kampas ganda banyak ceceran grease. Grease yang berceceran tersebut berasal dari seal pulley sliding atau sliding sheave yang sudah aus, jadi seal tersebut sudah tidak mampu menahan grease yang ada di dalam pulley sliding yang bergerak naik turun supaya motor matic bisa berjalan. Akhirnya saat motor berjalan dan kondisi panas grease tersebut meleleh dan berceceran kemana-mana. Grease yang ada dalam di dalam pulley sliding berceceran  mengenai kampas ganda, mangkok ganda, dan permukaan sliding sheave atau pulley sliding, sehingga saat berakselerasi kampas ganda dan mangkok ganda menjadi licin dan slip. Padahal di area kampas ganda dan mangkok ganda sangat haram terkena grease atau pelumas lainnya, jadi harus benar-benar bersih. 

Gambar 1 : Komponen CVT Mio sedang di bongkar



Gambar 2 : bagian pulley belakang sedang di bongkar



Gambar 3: Pulley sliding (sliding sheave)


Pada gambar 3 adalah pulley sliding atau sliding sheave, pada tanda panah menunjukkan seal o-ring sebagai penahan grease sudah aus yang menyebabkan grease mengenai kampas ganda, mangkok ganda, dan permukaan pulley sliding. Tahap selanjutnya seal o-ring tersebut akan diganti dengan yang baru.
 
Mumpung semua bagian CVT Mio ini sedang dilepas, saya akan melakukan pembersihan dan penggantian part bila ditemukan part yang sudah jelek, tentu saja dengan persetujuan teman saya sebagai pemilik motor. Setelah teman saya setuju dengan  part apa saja yang harus di ganti akhirnya langsung saya eksekusi. 

Berikut gambar-gambar yang saya ambil saat proses perbaikan CVT Mio Sporty :

Gambar 4 : tanda panah merah adalah grease yang menggumpal mengenai permukaan kampas ganda



Gambar 5 : permukaan kampas ganda hitam dan berminyak akibat terkena grease


Gambar 6 : permukaan mangkok ganda licin dan berkerak karena cipratan grease 


Gambar 7 : bagian-bagian CVT yang sudah dibongkar dan akan dibersihkan

Solusi untuk mengatasi seal o-ring pulley sliding yang bocor ini adalah dengan menggantinya dengan yang baru. Untuk satu set seal o-ring terdiri dari empat buah seal o-ring, harganya cukup murah yaitu Rp 15 ribu rupiah. Bisa kita beli di toko-toko onderdil motor terdekat. 

Gambar 8 : seal o-ring yang baru

Pada gambar 8 yang diberi tanda panah adalah posisi seal o-ring berada, mohon maaf apabila gambarnya aga membingungkan karena keterbatasan waktu saya untuk menyervis motor teman saya ini. 

Gambar 9 : Seal o-ring sudah terpasang

Pada gambar 9 seal o-ring sudah terpasang, jangan lupa untuk menambahkan grease khusus CVT disekitar celah pin pulley slidingnya. Ingat, grease di sini bukan grease biasa, tapi grease khusus CVT yang sifatnya tahan suhu panas yang tinggi. Di toko-toko onderdil sepeda motor banyak jual grease khusus CVT ini, nanti oleh penjualnya disodorkan merek AHM (Honda) atau Yamaha. Keduanya sama saja, intinya grease untuk CVT.  

Kampas ganda akhirnya juga saya ganti, karena kampas ganda yang lama sudah sangat tipis dan hampir menyentuh besi dudukannya. 


Gambar 10 : sekalian ganti kampas ganda

Gambar 11 : kampas ganda lama (atas) kampas ganda baru bawah)

Sebagai penutup, setelah semuanya sudah dipasang kembali, kini Mio Sporty siap di tes. Hasil pengetesan cukup memuaskan, sekarang motor teman saya sudah normal kembali. Tidak perlu gas dalam-dalam untuk berakselerasi, cukup di gas dikit sekarang motor langsung jalan. 





Jumat, 17 April 2020

Pasang Sendiri Lampu Hazard Untuk Motor, Murah Meriah dan Ga Banyak Ubahan

Di Indonesia pada beberapa jenis dan merek sepeda motor keluaran terbaru saat ini ada yang sudah dilengkapi dengan lampu hazard sebagai fitur standar. Lampu hazard memang sangat perlu kalau kita sedang berhadapan dengan kondisi darurat atau saat berhenti sebentar di pinggir jalan karena suatu hal. Namun kalau bicara soal motor lawas tentu saja lampu hazard tidak tersedia dan memang belum trendnya seperti saat ini. Jika kita ingin menambah fitur lampu hazard, kita bisa memasangnya sendiri di rumah. Alat dan perlengkapan yang diperlukan pun sederhana dan ga mahal. Yang penting kita mengerti jalur dan warna kabel di sepeda motor kita untuk memudahkan proses pemasangan lampu hazard tersebut. 

Pemasangan lampu hazard yang saya jelaskan di sini sistemnya langsung "ON" dari saklarnya, jadi kita tekan saklar hazardnya maka lampu sein kanan dan kiri langsung hidup. Karena ada juga pemasangan lampu hazard yang mengharuskan menghidupkan lampu sein dulu baru menyalakan saklar hazard. Menurut saya sambungan seperti itu terkesan ribet dan terlihat bukan bawaan standar motor, walaupun ujung-ujungnya yang penting sein kanan dan kiri nyala semua. Tapi kembali pada selera masing-masing... 

Pada pemasangan lampu hazard kali ini saya contohkan pada motor Yamaha Mio Smile keluaran tahun 2010, pemasangan lampu hazard ini juga berlaku untuk merek sepeda motor lainnya seperti Honda, Suzuki, Kawasaki, Vespa, dan lainnya. 

Pertama-tama yang dibutuhkan adalah :
  1. Flasher Elektrik atau flasher lampu LED. Flasher berfungsi untuk memberikan efek kedipan saat lampu sein dihidupkan, flasher standar atau bawaan pabrik tidak bisa dijadikan untuk rangkaian lampu hazard, karena jenisnya dirancang untuk menghidupkan salah satu sisi lampu sein saja (kanan atau kiri). Sedangkan flasher elektrik rangkaiannya berbeda dengan flasher standar sehingga dapat digunakan untuk membuat lampu hazard. Selain itu flasher elektrik kita bisa atur kecepatan kedipannya mau lambat atau cepat, terdapat pengaturan didekat kaki soketnya dan bisa diputar menggunakan obeng. Untuk flasher elektrik bisa kita dapatkan dengan kisaran harga Rp 20 ribu rupiah di toko-toko asesoris sepeda motor. 
  2. Saklar Hazard. Saklar seperti ini diperlukan untuk menghidupkan lampu hazard, memiliki tiga helai kabel yang masing-masing (warna biru, hitam, dan oranye). Untuk saklar hazard seperti ini bisa kita peroleh dengan kisaran harga Rp 10rb rupiah di toko-toko asesoris sepeda motor. 
  3. Kabel. Kabel ini digunakan untuk menyuntik atau menyambungkan kabel lampu sein dan flasher sein menuju saklar hazard. Sediakan kabel secukupnya.


Peralatan yang dibutuhkan :
  1. Obeng tespen arus DC. 
  2. Obeng kembang + dan -
  3. Kunci pas atau kunci sok
  4. Isolasi kabel
  5. Tang
  6. Tang pengupas kabel (opsional, kalau ada mengupas kabel lebih gampang)
  7. Multimeter (opsional)
  8. Gunting

Langkah-langkah pengerjaan :

Buka cover bodi bagian depan, ada beberapa mur yang perlu dilepas menggunakan obeng kembang +.   

 
 
Langsung terlihat sekumpulan kabel. Pada foto tersebut flasher sein langsung terlihat, segera ganti flashernya dengan yang baru (flasher elektrik). Kemudian terlihat juga soket-soket kabel untuk lampu sein dan senja yang menjadi satu. Bisa kita cabut sementara soket tersebut agar cover bisa lepas dan memudahkan proses pengerjaan. 

Penyambungan Bagian Flasher Sein :



Ke bagian flasher dulu. Pada bagian flasher ada dua kabel, kabel warna cokelat dan kabel warna cokelat strip putih. Warna kabel cokelat positif dari kontak/aki, sedangkan kabel warna cokelat strip putih adalah kabel positif menuju lampu sein atau ke arah saklar lampu sein. Nanti kabel yang akan disuntik atau disambungkan adalah kabel warna cokelat strip putih, kabel yang disuntik tersebut sebagai arus positif menuju saklar hazard. 


Kabel tambahan yang sudah disuntik ke bagian positif flasher arah lampu sein (cokelat strip putih), nanti akan disambungkan untuk ke saklar hazard.

Penyambungan Kabel Bagian Soket Lampu Sein Kiri dan Kanan :



Ini adalah soket menuju lampu sein dan lampu senja, pada foto itu ada empat buah kabel karena dalam satu soket tersebut terdapat kabel untuk lampu sein kiri dan kanan dan dua lampu senja. Fokus kepada kabel warna cokelat tua dan hijau tua, dua kabel tersebut adalah kabel untuk sen kiri dan sein kanan. Dua kabel itu akan disuntik masing-masing dengan kabel tambahan yang menuju ke saklar hazard.
 (Perhatian : Warna kabel pada setiap merek motor berbeda-beda, pada contoh kali ini warna kabel untuk sepeda motor Yamaha)



Kabel tambahan sudah disuntik ke masing-masing kabel sein kiri dan kanan, nantinya dua kabel itu akan disambung ke saklar hazard.


Setelah kabel-kabel tersebut sudah disuntik ke masing-masing kabel (flasher dan lampu sein kiri dan kanan), supaya aman dan rapih balutkan isolasi disekitar kabel yang disuntik tersebut secukupnya.

Penyambungan Kabel ke Saklar Hazard :



Sekarang ke bagian saklar hazardnya, tiga buah kabel yang sudah disuntik tadi sambungkan ke saklar hazard. Sesuai penjelasan yang ada difoto tersebut. Kabel saklar warna hitam sambungkan ke positif dari flasher, kabel oranye dan kabel biru muda sambungkan masing-masing ke dua buah kabel yang disuntik dari sein kanan dan kiri. 


Kalau sudah disambung semua, periksa keseluruhan dan pastikan semua sambungannya terpasang dengan benar. Sesuaikan posisinya agar mudah dijangkau untuk menghidupkannya. 


Untuk melihat hasilnya, bisa lihat videonya di sini : 


 FIXED BY OMWID




 

Minggu, 16 Februari 2020

Sering Terlupakan, Laju Motor Berisik Gara-gara Oli Gardan Kering

Sehabis membaca artikel mengenai pertumbuhan jumlah sepeda motor di Indonesia, ternyata motor matik saat ini paling mendominasi jalanan di Indonesia. Mengutip tulisan dari beritagar.id, data yang dikeluarkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) seperti ditulis go oto menyatakan, total distribusi motor skutik secara umum mencapai 2,2 juta unit dari keseluruhan distribusi motor yang mencapai 2,63 juta unit pada periode Januari-Mei 2018. Artinya menguasai 83,65 persen pasar. 

Contoh kecil di Jakarta, saat di lampu merah, kalau dilihat-lihat perbandingan antrian sepeda motor jenis matik lebih banyak ketimbang jenis bebek maupun sport. Menggunakan motor matik memamng lebih praktis, pengendara hanya perlu menarik gas saat ingin jalan dan menarik tuas rem saat ingin mengurangi kecepatan atau berhenti. Tidak perlu oper gigi, tidak perlu tarik tuas kopling seperti motor sport.


Namun kenyamanan motor matik tiba-tiba berkurang karena timbul suara bising saat motor dijalankan. Seperti kejadian pada Honda Scoopy FI 2013 punya teman saya. Suara bising semakin terdengar bila kecepatan motor semakin bertambahm suara tersebut sangat mengganggu kenyamanan dan terkesan seperti motor rursak.


Singkat cerita setelah diselidiki suara kasar berasal dari gardan, ketahuan setelah ban belakang diputar dengan tangan lalu terdengar suara gemuruh dan kasar. Untuk pengecekan pertama, saya coba keluarkan oli gardan, dengan membuka dua buah baut untuk lubang masuk dan keluar oli dengan kunci sok nomor 10. Dua buah baut itu sudah lepas, letakkan wadah di bawahnya untuk menampung oli bekasnya. 


baut 10 lubang oli gardan 
oli bekas gardan motor matik : sudah kotor dan encer seperti air
oli gardan matik bisa juga pakai oli mesin


Oli gardan sudah keluar, kondisinya sudah hitam pekat dan sangat encer, takarannya juga sudah berkurang karena menguap. Sepertinya oli gardan Honda Scoopy ini lama tidak pernah dicek. Mudah-mudahan gigi gardan atau gigi rasio yang ada di dalamnya tidak termakan, kalau sampai termakan, ganti oli gardan pun percuma. Karena gear rasio yang ada dalam gardan tersebut tidak presisi lagi akibat pelumasan yang tidak sempurna. 

Langsung saja saya isi oli baru untuk gardan Honda Scoopy tersebut. Takaran oli motor matik jenis Scoopy, Mio, Vario, dsb umumnya sekitar 120 ml, oli gardan dikemas dalam bentuk botol kecil dan bisa kita dapatkan di toko-toko onderdil motor. 

Karena di rumah lagi ga ada oli gardan motor matik, pakai oli mesin pun jadi. Banyak orang yang belum mengetahui mengenai oli mesin yang bisa juga dipakai untuk oli gardan. Kerja gear rasio pada gardan motor matik tidak begitu berat, gardan tersebut hanya menghubungkan putaran dari kampas ganda ke ban supaya motor bisa jalan. Begitu singkatnya. 

Saya gunakan oli mesin Fastron Techno 10w40 sebagai oli gardan Scoopy ini, saya masukkan ke dalam botol air mineral bekas yang tutupnya saya lubangi dan ditambahkan selang kecil untuk memasukan oli ke dalam gardan. Cukup 120 ml yang dituangkan ke dalam gardan, jangan kelebihan. 

Setelah oli gardan sudah diisi, saya cek lagi dengan memutar-mutar bannya, suara berisik dan gemuruh hilang. Biar lebih pasti lagi saya test jalan, akhirnya suara berisik dari gardan yang selama ini cukup mengganggu sudah hilang. Saat motor dijalankan sudah suara bising dari gardan sudah senyap hanya terdengar suara mesin. Untungnya gear gardan atau gear rasio masih terselamatkan. 

Dalam perawatan rutin sepeda motor matik, oli gardan jangan sampai lolos dari pengecekkan. Ganti oli gardan setiap 8000 km atau dua kali ganti oli mesin kemudian ganti oli gardan. 






Sabtu, 08 Februari 2020

Review Oli : BM1 PC-1000 15w50 pada Honda New Megapro


Sekitar pertengahan November 2019 saya melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor Honda New Megapro dari Jakarta ke Bumiayu, Jawa Tengah. Sebelum melakukan perjalanan, saya terlebih dahulu mempersiapkan motor saya untuk diservis, seperti ganti oli dan ganti kampas kopling. Saya menggunakan oli BM1 PC-1000 15w50 untuk New Megapro, saya dapat rekomendasi dari teman saya, katanya oli ini untuk jarak jauh enak dan ga gampang panas. 

Keesokan harinya, saya berangkat dari rumah di daerah Ciputat, Tangsel pukul 06.00 WIB, Saya ambil arah Cawang, Kalimalang, Bekasi, dan ke arah Pantura. Pertama yang saya rasakan pada mesin motor saya setelah menggunakan oli BM1, mesin terasa lebih responsif, putaran gas lebih padat dan nafas mesin lebih panjang. Saya jarang melakukan perpindahan gigi karena nafas mesin terasa lebih panjang. Getaran pada mesin juga berkurang, suara mesin lebih halus dan lembut. 

Setelah berkendara tiga jam, saya tiba di Pantura Subang tepatnya di daerah Patokbeusi. Selama tiga jam berkendara, tidak ada hawa panas berlebihan dari mesin, biasanya kalo mesin motor panas berlebihan sangat terasa di daerah kaki, apalagi disekitar pedal rem dan pedal gigi. Namun, kali ini saya tidak merasakan panas berlebihan disekitar mesin, biasa-biasa saja. 

Seperti yang kita ketahui, jalur Pantai Utara alias Pantura sangat lurus dan mulus, walaupun tidak semua ruas. Apalagi pengguna kendaraan roda empat ke atas sudah beralih dari Pantura ke Tol Trans Jawa, otomatis kondisi lalulintas di Pantura semakin sepi dan sangat lengang. Hal itu semakin membuat saya "gerah" untuk menggeber motor kecencang-kencangnya walaupun sebenarnya bahaya. Tapi motor saya New Megapro hanya mampu menghasilkan top speed 115 km/jam. Balik bicara soal performa oli, BM1 PC-1000 ini cukup responsif pada mesin motor saya, tidak ada gejala kopling slip dan mesin terasa sangat gesit. Lewat jalur Pantura konstan pada kecepatan 90-100 km/jam, mesin terasa lebih stabil dan setiap putaran gas lebih padat.

Melihat odometer motor saya, jarak tempuh Jakarta - Bumiayu 389 km, saya melakukan perjalan pergi dan pulang dengan rute yang sama total 778 km. Selama melakukan perjalanan tersebut tidak ada masalah pada mesin motor saya, performa mesin tetap gesit, kopling tidak slip, dan saya cek level ketinggian oli tidak banyak berkurang atau nguap. 

Kembali ke Jakarta

Setelah melakukan touring Jakarta-Bumiayu, sampai di Jakarta saya melakukan aktifitas pekerjaan seperti biasa. Karena hanya New Megapro yang setia menemani saya kemanapun, motor tersebut juga saya pakai sebagai alat transportasi sehari-hari. Jarak dari rumah saya ke tempat kerja kira-kira 12 km. Melewati padatnya lalulintas Jakarta, oli BM1 ini tetap membuat suhu mesin stabil dan mesin tetap reponsif, konsumsi BBM pun menjadi lebih efisien. 

Masuk pada jarak tempuh 1.500 kilometer performa oli BM1 mulai menurun, gejala kopling slip mulai terasa, mesin pun juga kurang responsif. Suara mesin mulai kasar dan napas mesin mulai pendek. Tapi, suhu mesin tetap stabil, tidak ada panas yang berlebihan. Akhirnya, memasuki jarak tempuh 1.800 km oli BM1 PC-1000 sudah saatnya ganti dan di isi dengan oli yang baru.

Kesimpulannya selama menggunakan oli BM1 PC-1000 15w50, yang paling saya rasakan adalah suhu mesin tidak gampang panas dan lebih stabil. Oli ini pun juga tidak gampang nguap, dari pertama kali oli baru masuk ke mesin sampai di keluarkan lagi setelah menempuh jarak sejauh 1.800 km, hanya berkurang sedikit. (mohon maaf, saya lupa foto takaran oli saat sebelum dimasukan ke mesin dan setelah di keluarkan dari mesin). Kemudian untuk performa mesin, saya merasakan nafas mesin lebih panjang dan saat digas putaran mesin lebih padat. 

Pada tulisan ini saya tidak bermaksud iklan atau maksud yang lainnya, saya hanya ingin sharing seputar oli mesin yang pernah saya gunakan. Karena setiap produsen oli punya keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Mudah-mudahan artikel ini bisa membantu anda yang sedang galau mencari oli mesin yang sesuai dengan spek motor anda, intinya sesuaikan spek oli mesin yang akan anda beli dengan spek mesin motor anda. 

Terimakasih...