Sabtu, 14 Desember 2019

Motoran Santai Jakarta - Bumiayu Tembus 11 Jam

Pada tanggal 17 November 2019 saya berencana menghadiri acara pernikahan teman saya. Ia akan melangsungkan pernikahannya di kota kelahirannya yaitu Bumiayu. Kecamatan Bumiayu berada di provinsi Jawa Tengah, termasuk dalam kabupaten Brebes.

Honda New Megapro karbu 2010
Untuk menuju kampung teman saya di Bumiayu, saya berencana mengendarai sepeda motor kesayangan saya Honda New Megapro karbu kondisi standar. Kali ini saya ingin mencari suasana berbeda saat bepergian keluar kota. Karena biasanya saya selalu mengendarai mobil atau naik kereta. Sebelum bepergian ke luar kota menggunakan motor, tentu saja saya mempersiapkan motor untuk diservis dan pengecekan semua bagian seperti oli, kampas rem, busi, filter udara, rantai, dsb. 

Tanggal 16 November 2019 pagi sekitar pukul 06.00 WIB, saya berangkat dari rumah di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Saya isi bensin full tank pertalite sebesar Rp 75.000 dan tambah nitrogen ban depan dan belakang sebesar Rp 5000. Mengecek tekanan angin ban sangat penting karena berpengaruh pada kanyamanan berkendara dan konsumsi bahan bakar.

isi bensin dan isi nitrogen 
Rute perjalanan saya adalah dari Ciputat - Lebak Bulus - Pondok Indah - Blok M - Tendean - Cawang - Kalimalang Bekasi - Karawang - dan menyusuri jalan Pantura sampai ke daerah Brebes, lalu belok ke arah selatan arah Purwokerto. Karena hari sabtu dan masih pagi lalulintas lengang dan sangat lancar. Namun saat sampai di daerah Cikarang,  karena adanya aktivitas buruh pabrik masuk kerja dan ada beberapa pasar serta persimpangan, membuat lalulintas sedikit tersendat. Namun sampai Karawang dan seterusnya lalulintas sangat lancar.

Kecepatan rata-rata yang saya tempuh sekitar 80-90 km/jam, tapi sesekali saya geber hingga 115km/jam saat melalui jalan lurus dan mulus seperti di Pantura Indramayu, Jawa Barat. Saya aga kecewa saat New Megapro digeber diputaran atas, saat kecepatan tinggi 115 km/jam lalu saya ingin tambah lagi, sayangnya, top speed motor ini hanya 122 km/jam. Itu juga mesin sudah gemetar, nafas habis, dan menjerit kencang. Tidak seperti motor merek lain kelas 150 cc yang bisa lebih dari itu hehe. 

panas terik saat melewati pantura Subang - Indramayu (screenshot : go pro pribadi)
Pukul 09.00 WIB saya sudah sampai di daerah Subang Jawa Barat, tepatnya di daerah Patokbeusi. Saya istirahat di sebuah minimarket untuk membeli minum dan mendinginkan mesin motor. Setengah jam kemudian saya melanjutkan perjalanan. Cuaca pada hari itu sangat cerah, matahari juga sangat terik sekali, sehingga badan saya jadi gampang dehidrasi dan harus sering-sering minum air putih. Saking panasnya ketika saya sesekali membuka kaca helem, hawa panas langsung menghantam muka saya. Karena pantulan sinar matahari dari aspal yang begitu menyengat. 

Daerah Subang sudah selesai dilewati dan saya akan masuk daerah Indramayu. Hal itu ditandai dengan adanya jembatan yang ramai dengan orang sambil memegang sapu dari rotan yang menyapu uang koin. Jembatan tersebut dikenal dengan Jembatan kali Sewo, jembatan ini menghubungkan wilayah Subang dan Indramayu, bila kita dari arah barat atau Jakarta. Yang khas dari jembatan ini adalah adanya pengemis yang menggunakan sapu dari kayu rotan, lalu mengais koin-koin yang dilemparkan dari para pengendara yang melintas di jembatan tersebut. Sebenarnya kondisi seperti ini sangat berbahaya buat mereka dan pengendara yang melintas, karena kendaraan yang lewat di pantura rata-rata dipacu dalam kecepatan tinggi, saya melihatnya ngeri, takut mereka tersambar atau ketabrak kendaraan yang lewat.

Sekitar 11.30 WIB saya sampai di daerah Lohbener Indramayu. Saya dipertemukan jalan cabang, kalau lurus arah Indramayu kota sedangkan kalau ke kanan itu jalan pantura lingkar Lohbener - Jatibarang, yang mempersingkat ke arah Cirebon. Jalannya sangat mulus dan lurus, namun saya jalan santai saja karena perut sudah lapar dan ingin mencari tempat istirahat sekalian makan siang. Setelah jalan sekitar satu jam saya berhenti di sebuah masjid besar, saya melihat disekitarnya ada tukang ketoprak dan es kelapa muda disebelahnya. Saya putuskan untuk istirahat di sini saja. 

istirahat dan makan siang di daerah Lohbener, Indramayu
Pukul 14.00 WIB setelah makan siang, sholat, dan tidur-tiduran saya lanjutkan perjalanan menuju Cirebon. Seperti biasa jalan yang dilalui lurus-lurus saja dan mulus, saya pacu motor saya dengan rata-rata kecepatan 90km/jam. 

Melihat jalan pantura dari Karawang sampai Cirebon saya teringat dulu jalan ini ramai dan padat, karena jalan pantura merupakan satu-satunya akses cepat menuju Jawa Tengah. Apalagi saat libur lebaran, orang-orang yang akan mudik bisa berjam-jam macet di jalur pantura ini. Kemudian saya melihat banyaknya rumah makan besar dan terkenal dulu sudah pada tutup, hanya tinggal bangunan kosong dan berdebu. Padahal dulu rumah-rumah makan tersebut ramai dikunjungi para pengendara atau pemudik yang sedang melakukan perjalanan. Rumah makan yang tutup atau bangkrut tersebut merupakan pihak yang ikut merasakan dampak adanya tol trans jawa. Pengendara yang menggunakan mobil pribadi, truk, dan bus yang ingin menuju Jawa Tengah kini semua lewat tol karena lebih hemat waktu dan mepersingkat jarak tempuh. Dan kini jalan pantura mulai sepi ditinggalkan. 

Dari Pantura Cirebon sampai Brebes perjalanan mulai terasa membosankan, jalan tersebut seolah-olah tidak ada habisnya. Berjam-jam, berkilo-kilo meter lurus saja sampai tangan saya kram karena terus-menerus megang stang dan menarik tuas gas. Sepanjang jalan itu pula disuguhi langsung pemandangan laut pantai utara dan kencangnya hembusan angin pantai. 

Tidak terasa seteleh menikmati keindahan dan lurusnya jalan pantura, kini saya sampai di daerah Brebes Jawa Tengah tepatnya di daerah Pejagan. Sampai di Pejagan saya ambil arah ke Purwokerto melalui jalur Ketanggungan - Songgom - Prupuk. Ciri khas ketika sampai di sana yaitu adanya flyover Dermoleng, sungai yang cukup panjang yang mengiringi jalan tersebut dan warung-warung sate. Sayangnya jalannya bergelombang, tidak rata, dan gelap gulita di malam hari karena minimnya penerangan,  sehingga saya harus lebih hati-hati karena rawan kecelakaan. Sesekali saya berhenti di pombensin untuk buang air kecil dan "ngademin" pantat saya yang panas karena jauhnya perjalanan. 

Pantura Brebes sore hari sangat sepi dan lengang
Pukul 18.00 WIB akhirnya saya sampai di rumah teman saya di daerah Paguyangan, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. Sampai di sana saya bertemu teman saya yang akan menikah besok, saya juga disuguhkan dengan segelas teh hangat dan cemilan-cemilan seperti tempe mendoan. Sambil menikmati suguhannya saya juga ngobrol-ngobrol santai bersama keluarga besar teman saya yang sangat akrab dan hangat.

nikmatnya disuguhkan tempe mendoan masih panas dan baru matang

pagi-pagi diajak keliling kampung sebentar
Sampai di kampung teman saya di Bumiayu, bensin yang tersisa di motor saya sekitar dua bar. Itu juga sudah dipake keliling-keliling kampung. Yang saya sukai dari Honda New Megapro ini yang pasti irit, bandel, ngga rewel, dan pas untuk setelan touring maupun harian. Walaupun pada putaran atas dan kecepatan tinggi motor ini aga lemot tarikannya. Tapi overall atau secara keseluruhan motor ini cukup enak dan nyaman bagi saya pribadi. Total jarak tempuh perjalanan saya pergi-pulang (PP) Jakarta - Bumiayu - Bumiayu - Jakarta kurang lebih 789 km, dengan patokan odometer saat berangkat dari rumah ke tujuan dan dari tujuan ke rumah. Untuk bahan bakar, saya selalu isi pertalite, saat pergi Jakarta - Bumiayu full tank Rp 75.000 dan isi kembali dari Bumiayu - Jakarta full tank juga Rp 75.000. Jadi totalnya Rp 150.000.